Berdasarkan data yang diperoleh dari Bündnis Entwicklung Hilft bersama Institute for International Law of Peace and Armed Conflict (IFHV) of the Ruhr-University Bochum dalam laporan World Risk Report 2022, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara paling rentan terhadap risiko bencana di dunia. Penilaian ini didasarkan pada lima indikator utama, meliputi paparan, kerentanan, kerawanan, kapasitas penanganan yang kurang, dan minimnya kemampuan adaptasi terhadap bencana.
Skor World Risk Index (WRI) Indonesia mencapai 43,50 poin dari total 100 poin, menjadikannya sebagai salah satu negara dengan risiko bencana tertinggi. Fakta ini mencerminkan bahwa penanganan bencana di Indonesia masih belum optimal. Dengan nilai WRI yang terkategori sangat tinggi, Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan penanganan bencana. Oleh karena itu, diperlukan sistem khusus yang dapat mencegah dan menangani potensi bencana alam guna mengurangi risiko bencana yang mungkin terjadi.
Inovasi teknologi menjadi sangat penting untuk membantu Indonesia mitigasi potensi bencana alam. Salah satu solusi efektif yang dapat diimplementasikan adalah teknologi Internet of Things (IoT). IoT mampu merevolusi pendekatan deteksi dan respons terhadap potensi ancaman bencana, membawa dampak positif dalam mengurangi risiko bencana dan meningkatkan kapasitas penanganan di masa depan. Berikut adalah beberapa inovasi teknologi IoT untuk pemantauan dan peringatan dini terkait bencana:
1. Solusi Peringatan Dini Banjir Berbasis IoT
Monitoring tingkat ketinggian air hujan dilakukan melalui Water Level Monitoring System, dimana sensor yang terpasang pada titik-titik tertentu akan mengambil data tentang tingkat air, kecepatan air, dan jenis air secara real-time. Sistem akan mengobservasi data ketinggian air serta memberikan pemetaan akurat terhadap potensi banjir, status ketinggian air, informasi curah hujan, data prediksi terkait potensi banjir, hingga peringatan darurat terkait ancaman banjir. Data hasil observasi di visualisasikan ke platform web untuk mempermudah pengawas memprediksi potensi banjir, termasuk estimasi waktu kedatangan banjir dalam beberapa menit ke depan. Inovasi ini membantu pengawas melakukan tindakan pencegahan dan mitigasi sebelum dampak banjir terjadi, seperti memberi peringatan kepada warga sekitar melalui notifikasi smartphone secara otomatis, serta melaporkan kejadian dan tindakan yang diambil kepada otoritas terkait.
2. Sistem Pemantauan aktivitas gunung berapi berbasis IoT
Pemantauan aktivitas gunung berapi berbasis IoT dilakukan menggunakan modul LoRa yang beroperasi dengan teknologi Low Power Wide Area Network (LP-WAN). LoRa ini menggunakan frekuensi radio sebagai media pengiriman data untuk memonitor aktivitas gunung berapi. Ketika terjadi letusan, gunung dapat melepaskan material vulkanik dan gas berbahaya. Sensor gas dipasang di puncak gunung untuk mendeteksi gas vulkanik dan gas beracun lainnya, sementara sensor lainnya ditempatkan di titik tertentu untuk mengukur suhu dan kelembaban tanah, mengumpulkan data yang dikirimkan melalui LoRa. Data yang terkumpul dari sensit akan dikirim menggunakan jaringan LoRa. Setelah data diterima oleh prototype, data akan diolah sistem dan diteruskan ke platform web dan dan secara otomatis mengirimkan notifikasi ke smartphone secara real time.
3. Solusi Terkini Pencegahan Kebakaran Hutan Berbasis IoT
Teknologi IoT memainkan peran penting dalam mendeteksi dan memantau potensi terjadinya kebakaran di beberapa titik yang memiliki risiko tinggi. Dilengkapi dengan sensor yang dirancang khusus untuk mengukur berbagai parameter lingkungan, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara, cahaya, kebisingan, gerakan, serta tingkat polusi (PM 1.0, PM 2.5, PM 10), serta pemasangan CCTV untuk memantau kemunculan asap yang menjadi pemicu kebakaran di lokasi rawan kebakaran. Ini berfungsi untuk memonitor dan mendeteksi tanda-tanda awal perubahan suhu atau panas sehingga kebakaran dapat terdeteksi dengan cepat diambil tindakan untuk mencegah terjadinya kebakaran.
4. Pemantauan dan Peringatan Dini Gempa Bumi yang terintegrasi dengan IoT
Pemantauan gempa bumi dilakukan dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) berbasis modul LoRa. Sistem ini terbagi menjadi dua komponen utama, yakni Transmitter dan Receiver. Pada bagian Transmitter, prototype dilengkapi dengan sensor accelerometer yang berfungsi membaca getaran atau guncangan pada setiap node dengan respon yang cepat. Data yang terbaca akan dikirim melalui jaringan LoRa menuju Receiver. Dimana Receiver akan menerima dan memproses data tersebut lalu disimpan pada database, sehingga sistem dapat mendeteksi getaran yang dihasilkan oleh gempa bumi dan melakukan analisa terkait data tersebut untuk dapat ditampilkan informasinya pada platform web. Sistem ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan memprediksi gempa yang berpotensi berbahaya, serta secara otomatis mengirimkan notifikasi kepada masyarakat mengenai potensi akan terjadi gempa bumi.
5. Hadapi ancaman Tsunami: Pemantauan potensi Tsunami berbasis IoT
Sistem peringatan dini tsunami berbasis IoT ini mengadopsi protokol pengiriman Message Queuing Telemetry Transport (MQTT). Sistem yang dirancang mencakup pembuatan prototype yang dapat melakukan pemantauan real-time terhadap tinggi muka air laut dan mengolah data sebagai indikator potensi terjadinya tsunami. Sensor ultrasonik dipasang pada pesisir pantai untuk memantau tinggi muka air laut selama pasang surut secara langsung. Seluruh data yang terkumpul dikirim melalui protokol MQTT dan disimpan dalam database. Informasi yang dihasilkan melalui proses pengolahan data yang tersimpan pada database mencakup prediksi dan status peringatan yang selanjutnya ditampilkan ke platform web dan disebarkan ke pengguna smartphone. Sehingga, apabila terjadi perubahan mendadak pada tinggi muka air laut, sistem akan secara otomatis mengirimkan notifikasi pemberitahuan potensi terjadinya tsunami
Datacakra
Penyedia Solusi Industri 4.0
datacakra.com
reza@datacakra.com
Sumber:
[1]https://goodstats.id/article/indonesia-tempati-ranking-kedua-negara-paling-rawan-bencana-pada-2022-qjHiy
[2]https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/10/17/wri-2022-indonesia-negara-paling-rawan-bencana-kedua-di-dunia
[3]Kristanto, N. (2023). PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDETEKSI GEMPA BERBASIS INTERNET OF THINGS DI UNIVERSITAS TARUMANAGARA. SIBATIK JOURNAL: Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi, Dan Pendidikan, 2(2), 609–622. https://doi.org/10.54443/sibatik.v2i2.589
[4]Syahirani, B. A., Salam, R. A., & Suhendi, A. (2021). SISTEM PEMANTAUAN SUHU AIR DAN KELEMBABAN TANAH BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT) UNTUK PEMANTAUAN AKTIVITAS GUNUNG BERAPI. eProceedings of Engineering, 8(5), 5988–5995.
[5]Akbar, A. F., Cahyadi, W., & Muldayani, W. (2023). Prototype Sistem Peringatan Dini Berbasis IoT (Internet of Things) untuk Mitigasi Bencana Tsunami di Pantai Pancer, Puger, Jember. Jurnal Arus Elektro Indonesia (JAEI), 9(1), 11–16. https://doi.org/10.19184/jaei.v9i1.30044
[6]Samsugi, S., Rusliyawati, ., & Jupriyadi. (2020). Implementasi Sensor Getar dalam Melakukan Monitoring Anak Gunung Krakatau Berbasis IoT. Jurnal Informatika dan Komputer (JIKO), 5(1), 32–37. Universitas Negeri Malang (UM). https://journal2.um.ac.id
[7] Hermawan, H. (2019). Tugas Akhir – Sistem Pemantauan Gunung Berapi Berbasis IoT Menggunakan NodeMCU dan LoRa. Surabaya: Fakultas Teknologi Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
[8] Siregar, K. K., Tarigan, M. F., Rusdi, M. (2022). Penerapan Komunikasi LoRa untuk Sistem Peringatan Dini Gempa dengan Sensor Accelerometer berbasis NodeMCU ESP8266. Proceedings Konferensi Nasional Social & Engineering Polmed (KONSEP) 2022, 3(1), 709–718. https://doi.org/10.51510/konsep.v3i1.939
[9]Rizal, M. (2019). Rancang Bangun Sistem Pemberi Peringatan Dini Terhadap Bencana Gempa Bumi Menggunakan Metode Bayesian berbasis Internet of Things. Tugas Akhir. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.