Prosedur bedah di ruang operasi rumah sakit merupakan tahap kritis dalam pelayanan kesehatan, di mana setiap aspek harus terkontrol dengan sempurna. Keberhasilan prosedur bedah tidak hanya bergantung pada keahlian tim medis, tetapi juga pada kondisi lingkungan yang terkontrol. Suatu kesalahan dalam suhu dan kelembaban bisa menjadi krusial dalam mencegah pertumbuhan bakteri demi menjaga keamanan pasien serta ruang operasi. Permasalahan yang sering timbul di rumah sakit adalah kondisi kualitas udara di ruang operasi tidak terpantau dengan teratur dan pemantauan hanya bisa dilakukan di lokasi. Akibat yang bisa ditimbulkan apabila kualitas udara ruang operasi tidak terpantau dengan baik adalah kerusakan pada instalasi tata udara tidak segera terdeteksi sehingga area yang seharusnya steril justru akan terjadi pencemaran udara yang berasal dari benda mati seperti: debu, gas, asap,uap dan ada pula yang berasal dari mikroorganisme.
Monitoring suhu dan kelembaban menjadi esensial untuk menjaga kenyamanan dan keamanan ruang operasi sehingga Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban (SMSK) menjadi perangkat kritis dalam menjaga keamanan dan kenyamanan pasien. Pentingnya pemantauan tidak hanya terletak pada keselamatan pasien, tetapi juga dalam mencegah penularan infeksi nosokomial. Ruang operasi harus memiliki kualitas udara yang terjaga untuk mencegah risiko kontaminasi dan menjaga integritas prosedur medis. Dengan demikian, SMSK menjadi garda terdepan dalam menjaga kebersihan ruang operasi dan mencegah risiko infeksi yang dapat merugikan pasien.
Menurut keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004, persyaratan suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan kebisingan di ruang operasi harus sesuai dengan standar. Standar ini mencakup rata-rata suhu ruangan sekitar 20°C sampai 25°C, kelembaban ruangan operasi antara 45-60% Rh, dengan tekanan udara yang lebih positif daripada di luar ruangan. Hal ini menegaskan bahwa kondisi ruang operasi memegang peran penting dalam mendukung pelayanan kesehatan yang optimal.
Proses pemantauan ruangan tidak hanya sekadar mengambil data suhu dan kelembaban. Pemantauan melibatkan analisis dan pengukuran yang cermat, terutama dalam ruang operasi yang memiliki lima zona dengan tingkat risiko yang berbeda. Zona 1 hingga 3 dianggap sebagai tingkat risiko rendah, sedangkan zona 4 dan 5 memiliki risiko yang lebih tinggi. Pemantauan yang teliti pada setiap zona menjadi kunci dalam memastikan bahwa ruang operasi berada dalam kondisi optimal.
Maka dari itu di rancanglah sebuah solusi inovatif berupa sistem pemantauan suhu, kelembaban, dan tekanan udara terpusat berbasis Internet of Things (IoT). Melalui teknologi ini, monitoring dapat dilakukan secara kontinu, memberikan data real-time yang sangat diperlukan dalam mengambil keputusan segera. Inovasi ini merupakan langkah maju dalam mendukung kualitas pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien. Dengan demikian, manajemen rumah sakit dapat membuat keputusan yang tepat waktu untuk memastikan bahwa ruang operasi selalu memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan. Dengan menyadari urgensi monitoring suhu dan kelembaban, rumah sakit dapat memastikan bahwa setiap operasi berlangsung dengan sukses dan pasien mendapatkan lingkungan yang aman dan nyaman.
Di era perkembangan teknologi yang semakin pesat ini, Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban berbasis IoT menjadi salah satu tonggak penting dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Datacakra sebagai perusahaan penyedia layanan Industri 4.0 yang menyediakan berbagai solusi industri, termasuk di antaranya sistem monitoring bagi rumah sakit.
Datacakra
Penyedia Solusi Industri 4.0
datacakra.com
reza@datacakra.com
Sumber:
[1] M. S. Nashir, W. Kartika, S. A. Wibowo. “Pemantauan Suhu Kelembaban dan Tekanan Udara Terpusat pada Ruang Operasi Menggunakan Aplikasi Blynk” , Jurnal Teknik Elektromedik Indonesia. Vol 3, No 2 (2022). DOI: https://doi.org/10.18196/mt.v3i2.12401
[2] Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2004. “Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.” CWL Publishing Enterprises, Inc., Madison 2004: 352. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/cbdv.200490137/abstract
[3] L. Y. Julian Noya, N. E. Wahyuningsih, and T. Joko, “PEMERIKSAAN KUALITAS UDARA RUANG YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKA KUMAN DI RUANG OPERASI RUMAH SAKIT SUMBER HIDUP DI KOTA AMBON 2020,” Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol. 8, no. 5, pp. 679-686, Aug. 2020. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i5.27927