Datacakra

4 Inovasi IoT dalam Industri Penerbangan

Photo by Unsplash

Revolusi industri 4.0 telah merubah industri dengan mengadopsi konsep automasi yang mengandalkan mesin daripada tenaga manusia dalam prosesnya. Industri penerbangan Indonesia saat ini telah mengadopsi revolusi industri 4.0 dengan melakukan transformasi digital. Transformasi digital di Industri penerbangan melibatkan penggunaan teknologi secara keseluruhan untuk meningkatkan kinerja operasional layanan pada industri penerbangan melalui penggunaan Internet of Things (IoT).

Pengembangan teknologi IoT dalam industri penerbangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan bagi penumpang, efisiensi pengoperasian bandara, hingga armada pesawat melalui proses digitalisasi. Melalui implementasi IoT, industri penerbangan dapat memaksimalkan pertukaran informasi, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih tepat waktu dan akurat. IoT memfasilitasi kolaborasi antara berbagai elemen dalam industri penerbangan, menciptakan efisiensi yang lebih baik, dan pada akhirnya, menyediakan layanan yang lebih unggul kepada pelanggan. Berikut contoh penerapan IoT pada Industri Penerbangan

1.     Monitoring Dan Control Afl (Airfield Lighting System). Penerapan IoT sangat penting dalam operasi pendaratan dan lepas landas pesawat di bandara. Sistem ini membantu pilot dalam navigasi saat pesawat melakukan takeoff, landing, dan taxiing di landasan pacu. Sistem monitoring IoT secara real-time mendeteksi lampu AFL yang mati dan memberi notifikasi kepada teknisi. Dengan IoT, Petugas Air Traffic Control (ATC) dapat mengawasi kinerja lampu AFL dengan lebih efektif. Informasi secara real-time dapat membantu teknisi memastikan perbaikan dilakukan secara cepat dan tepat waktu.

2.     Monitoring Aircraft Parking Alerting and Guidance System (APAGS). Penerapan IoT dalam APAGS bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dalam proses towing dan parkir pesawat. Dengan jumlah pesawat yang tinggi di hangar serta lalu lintas udara yang padat di area bandara, kesadaran akan keselamatan dalam pergerakan pesawat menjadi krusial. Sensor jarak pada IoT memungkinkan pengukuran yang akurat antara pesawat dan hanggar, mengurangi risiko kecelakaan. Selain itu, sistem ini memberikan peringatan real-time terhadap potensi tabrakan atau situasi berbahaya lainnya, memastikan keamanan selama operasi.

3.     Manajemen kondisi pesawat. IoT memungkinkan monitoring kondisi pesawat berdasarkan umur produksi dan penggunaan melalui pengumpulan data real-time dari sensor-sensor yang dipasang di pesawat. Data ini, yang meliputi parameter seperti suhu mesin, tekanan udara, kelembaban, dan getaran, dapat langsung dikirimkan ke pusat kontrol darat atau sistem manajemen pesawat. Dengan mempertimbangkan umur produksi dan jam terbang pesawat, sistem monitoring IoT dapat melacak usia dan keausan komponen serta memperkirakan waktu perawatan yang diperlukan. Hal ini memungkinkan maskapai untuk menjadwalkan perawatan yang tepat waktu, meningkatkan keselamatan operasional, dan mengoptimalkan efisiensi penggunaan pesawat.

4.     Management Bagasi Penumpang, IoT menghadirkan kemudahan bagi penumpang untuk dapat secara otomatis melacak posisi dan status bagasi dari titik pengumpulan hingga saat tiba di tujuan akhir menggunakan teknologi seperti RFID, barcode, dan chip yang terhubung dengan jaringan IoT. Selain itu, integrasi sensor dan perangkat AI dengan sistem IoT dapat memberikan manfaat tambahan. Misalnya, dengan menganalisis data yang dikumpulkan dari sensor, AI dapat memprediksi potensi kehilangan atau kerusakan pada bagasi, sehingga langkah-langkah pencegahan dapat diambil lebih awal. 

Dengan integrasi IoT, efisiensi operasional dapat ditingkatkan secara signifikan, memberikan manfaat tidak hanya bagi maskapai penerbangan tetapi juga bagi penumpang dan pelaku industri lainnya. IoT memungkinkan kolaborasi yang lebih baik antara berbagai komponen dalam industri penerbangan, mulai dari pesawat, bandara, hingga penyedia layanan terkait. IoT menjadi pendorong utama dalam meningkatkan kualitas layanan dan menghadirkan inovasi yang berkelanjutan dalam industri penerbangan.

Datacakra
Penyedia Solusi Industri 4.0
datacakra.com
reza@datacakra.com

Sumber:
[1]https://student-activity.binus.ac.id/himtri/2022/08/08/manfaat-transformasi-digital-bagi-industri-penerbangan-indonesia/
[2]Utami, K. P., Faizah, F., & Suwito. (2022). PROTOTIPE AIRCRAFT DOCKING GUIDANCE SYSTEM (ADGS) MENGGUNAKAN SENSOR INFRARED DAN ULTRASONIC BERBASIS INTERNET OF THINGS. Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan), 4(1). https://doi.org/10.46491/snitp.v4i1.679
[3]Setyawan, H., & Nafi, C. (2021). Rancang Bangun Alat Monitoring Lampu Airfield Lighting (AFL) Double Runway Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Teknik Elektro Dan Komputasi (ELKOM), 3(2). Https://Doi.Org/10.32528/Elkom.V3i2.5671
[4]Nugroho, D. S. (2021). Rancangan Control Dan Monitoring Afl (Airfield Lighting System) Berbasis Iot Sebagai Sarana Pembelajaran Taruna Di Politeknik Penerbangan Surabaya [Skripsi, Politeknik Penerbangan Surabaya].
[5]Jain, S., Aithal, S., Allamsetty, V., K S, S., Gobi, N., & Rathi, R. (2023). Smart Luggage Tracking Using Iot And GPS Technology. International Journal Of Advanced Research In Computer And Communication Engineering (IJARCCE), 12(4), 18–23. Https://Doi.Org/10.17148/IJARCCE.2023.12403