Datacakra

Smart Health: Solusi IoT untuk Deteksi Dini Kanker dengan Biosensor

Photo by Pixabay

 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hasil survei jumlah kematian berdasarkan penyebabnya. Menurut hasil survei, pada periode 2017 hingga 2022 keseluruhan total kematian di Indonesia mencapai 8,07 juta kasus, dengan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit tidak menular (PTM) yang mencapai sekitar 87,08% atau sekitar 7,03 juta kasus dari total kematian. Penyakit Tidak Menular ini banyak disebabkan oleh pola makan, pola asuh, pola gerak, dan pola istirahat, ditambah dengan kurangnya aktivitas fisik, stres, dan kurangnya istirahat yang memicu munculnya penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus, Obesitas, Kanker, Jantung, dan hiperkolesterol di kalangan masyarakat Indonesia.

         Penderita kanker secara global diperkirakan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Di Indonesia, penyakit kanker menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Kanker prostat, paru-paru, payudara, dan usus mendominasi daftar penyebab kematian pada pasien kanker.  Meskipun telah terjadi banyak kemajuan dalam pengobatan kanker, pengembangan pendekatan baru untuk diagnosis yang akurat dan terapi yang ditargetkan berdasarkan penanda spesifik kanker terus menjadi fokus. Diagnosis dini kanker memiliki peran krusial dalam kelangsungan hidup pasien, dan dapat menentukan keberhasilan penanganan penyakit ini. Oleh karena itu, diperlukan metode yang sensitif dan spesifik untuk mendiagnosis kanker sejak dini.

Tingginya angka penderita kanker dan kebutuhan akan inovasi dalam mendeteksi penyakit ini secara dini memicu perlunya solusi inovatif. Dalam upaya mencegah dan mendeteksi dini penyakit kanker, Teknologi Internet of Things (IoT) hadir sebagai solusi yang menjanjikan dalam deteksi dini kanker. Salah satu terobosan IoT yang di bidang medis adalah penggunaan teknologi digital Biosensor yang berperan penting dalam memberikan informasi untuk mendeteksi dini kanker.

Biosensor merupakan suatu komponen yang terdiri dari tiga bagian penting yaitu, komponen biologi, tranducer, dan alat pembaca biosensor. Komponen biologi berperan sebagai alat pembaca sensor elektroaktif yang berperan pada reaksi setengah sel elektrokimia sehingga potensial yang ditimbulkan menjadi sensitif dan selektif terhadap ion tertentu.  Transducer berperan sebagai perantara yang mengonversi sinyal biokimia dari komponen biologi menjadi sinyal listrik yang dapat diukur. Sebagai bagian yang kritis dalam sistem, transducer memiliki peran penting dalam menghasilkan data yang akurat dan dapat diinterpretasikan.

Alat pembaca biosensor berfungsi sebagai pemroses sinyal elektronik yang mengambil hasil dari transduser dan menampilkan informasi dalam bentuk sinyal yang dapat dipahami. Penggunaan alat pembaca biosensor ini sangat umum dalam aplikasi sensor modern, memberikan kecepatan dan akurasi dalam proses pengukuran.

Dalam proses mendeteksi diagnosis kanker, biosensor menggunakan ligan untuk menangkap interaksi dengan analit, mengukur interaksi secara real time dengan resonansi plasmon permukaan. Hasilnya adalah informasi tentang kinetika dan afinitas dalam interaksi biokimia yang terjadi. Dengan penerapan teknologi biosensor, informasi ini dapat dikumpulkan dan ditampilkan pada suatu prototype seperi platform website secara real-time, yang membantu menjadi media informasi dengan memberikan pemahaman mendalam terkait kondisi kesehatan, termasuk potensi adanya kanker.

Mendiagnosis kanker lebih awal merupakan hal terpenting untuk meningkatkan penanganan pada perawatan dan pemulihan pasien yang menderita penyakit kanker. Diharapkan Biosensor sebagai alat pendeteksi dini kanker tidak hanya menjadi terobosan teknologi, melainkan juga harapan besar dalam memperbaiki prognosis. Seiring terus berkembangnya teknologi, harapan untuk meningkatkan sensitivitas biosensor akan terus membuka pintu bagi inovasi medis yang lebih baik dan solusi terdepan dalam mendeteksi kanker sejak dini.

Sumber:
[1] https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/masalah-dan-tantangan-kesehatan-indonesia-saat-ini
[2] Wulandari, I., Silalahi, L., Indroasyoko, N., Ema, E., & Muhtar, M. (2021). Studi Literatur Review : Integrasi Kurikulum Pembelajaran Cerdas Biosensor Menggunakan Teknologi Internet of Things. Jurnal Tiarsie, 18(3), 97-102. doi:10.32816/tiarsie.v18i3.109
[3] Surendra, A,. Rostinawati, T. (2019) Review: Aplikasi Teknologi Nanopartikel dan Biosensor dalam Diagnosis Kanker. Medical Sains: Jurnal Ilmiah Kefarmasian. 1(4), 43-50.\ DOI: https://doi.org/10.37874/ms.v4i1.119
[4][4]Banerjee, A., Maity. S., Mastrangelo. C. H. (2021). Nanostructures for Biosensing, with a Brief Overview on Cancer Detection, IoT, and the Role of Machine Learning in Smart Biosensors. Nasional Library of Medicine. 21(4). doi: 10.3390/s21041253