Datacakra

Deteksi Dini Kebakaran: Sistem Monitoring Kebakaran TPA

Photo by Pexel

Tahun 2023 menjadi masa dimana banyak terjadi  kasus kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada periode juni, juli, agustus, hingga oktober, tercatat sebanyak 14 kejadian kebakaran TPA di Indonesia. Kasus kebakaran ini perlu ditangani secara serius karena dapat menimbulkan dampak negatif yang besar. Kebakaran TPA menimbulkan dampak negatif yang signifikan bagi masyarakat. Asap yang dihasilkan oleh kebakaran ini mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi manusia karena dapat menyebabkan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Asap tersebut mengandung gas hipoksia, gas metana (CH4), gas hidrogen sulfida (H2S), dan gas karbon monoksida (CO) terbawa angin dan mulai menyebar masuk ke pemukiman warga sekitarnya. Dampaknya tidak hanya memasuki pemukiman warga, asap dari kebakaran juga mulai mengganggu pernapasan warga.

Dampak lain dari Kebakaran TPA adalah gangguan dalam distribusi pembuangan sampah yang berasal dari berbagai sumber, seperti sampah warga dan hasil kegiatan ekonomi yang berasal dari pasar, perkantoran, hingga industri kecil dan menengah. Gangguan ini mengakibatkan penumpukan sampah harian di bak sampah dan Tempat Penimbunan Sementara (TPS). Kondisi tersebut menandakan bahwa dampak asap kebakaran sangat serius dan perlu tindakan penanganan yang mendesak.

Salah satu langkah penting dalam upaya pencegahan kebakaran di TPA adalah mitigasi pencegahan dini terhadap potensi kebakaran di area tersebut. Upaya pencegahan menjadi kunci utama dalam mengatasi risiko kebakaran yang terus meningkat. Namun, mendeteksi kebakaran di lingkungan ini tidaklah mudah karena dampak yang merugikan dan kompleksitas limbah di TPA yang memerlukan pendekatan yang cermat dan efisien dengan cara menerapkan teknologi IoT untuk melakukan sistem monitoring titik-titik yang berpotensi menyebabkan kebakaran.

Teknologi Internet of Things (IoT) memiliki potensi besar dalam mencegah terjadinya kebakaran di area TPA. IoT mampu mendeteksi pemicu kebakaran melalui dengan mengamati perubahan suhu atau peningkatan kandungan kimia seperti gas hipoksia, metana (CH4), hidrogen sulfida (H2S), dan karbon monoksida (CO) di beberapa titik-titik berpotensi. Sensor yang terhubung dengan jaringan IoT akan mengirim data secara real-time ke platform monitoring pada kantor pusat pengawas sehingga pengawas mampu melakukan monitoring secara berkala di titik-titik yang memiliki kecenderungan suhu tinggi atau kadar gas yang tinggi. Ketika suhu atau kadar gas melewati batas aman, sensor ini memberikan peringatan secara otomatis ke pusat pengawas.

Hal tersebut memungkinkan pengawas untuk mengambil tindakan pencegahan sebelum terjadinya kebakaran seperti melakukan himbauan pada warga yang tinggal di pemukiman sekitar TPA, melakukan isolasi area terkait dampak gas metana untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, hingga laporkan kejadian dan tindakan yang diambil kepada otoritas terkait seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) atau pihak berwenang setempat.  

Implementasi IoT untuk pemantauan potensi kebakaran telah menjanjikan hasil yang positif dalam mengurangi resiko kebakaran TPA. Sistem monitoring secara otomatis efektif mengurangi risiko dengan memberikan waktu respons yang cepat. Manfaat utama dari penerapan sistem monitoring berbasis IoT adalah peningkatan keamanan dan keselamatan lingkungan sekitar TPA dari potensi kebakaran. Melalui inovasi IoT yang berkelanjutan dan investasi penggunaan IoT, memberikan dampak positif melalui upaya pengembangan dan penerapan IoT secara berkala, harapan masa depan untuk meminimalkan risiko kebakaran di TPA semakin nyata dan memberikan manfaat yang signifikan bagi lingkungan dan komunitas sekitarnya.

Datacakra
Penyedia Solusi Industri 4.0
datacakra.com
reza@datacakra.com

Sumber: 
[1]https://www.detik.com/jabar/berita/d-6892247/dampak-hebat-kebakaran-tpa-sarimukti
[2]https://www.antaranews.com/berita/3778569/bnpb-ada-14-kejadian-kebakaran-tpa-sampah-sepanjang-juni-oktober-2023
[3]https://www.bnpb.go.id/berita/update-warga-mulai-rasakan-dampak-kabut-asap-akibat-kebakaran-tpa-jalupang