Berdasarkan survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, menunjukan prevalensi penyakit ginjal kronis mencapai 3,8 persen atau 739.208 jiwa, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 yang hanya tercatat sebesar dua persen. Kenaikan ini mengindikasikan peningkatan jumlah pasien yang menderita penyakit gagal ginjal kronis. Seringkali diagnosis terhadap gagal ginjal kronis sudah pada tahap dan memerlukan tindakan medis. Untuk menyelamatkan nyawa pasien yang terkena penyakit ginjal kronis, terdapat dua opsi yang tersedia yaitu transplantasi ginjal atau menjalani prosedur rutin pembersihan darah dengan alat dialysis yaitu mesin hemodialisis.
Proses cuci darah di rumah sakit menggunakan mesin hemodialisis. Mesin hemodialisis merupakan alat untuk menggantikan fungsi ginjal pada pasien yang mengalami gangguan pada organ ginjalnya. Kebanyakan mesin hemodialisis tidak dilengkapi dengan indikator peringatan untuk mengatur aliran cairan acid dan bicarbonat. Kekurangan cairan ini menjadi faktor penting yang harus diperhatikan oleh pihak rumah sakit karena dapat menghambat proses penyembuhan pasien.
Diperlukan sebuah sistem yang mampu memonitor secara berkala untuk mencegah komplikasi pada pasien dan mengisi cairan secara otomatis sebelum terjadi kekosongan pada galon acid dan bicarbonate. Internet of Thing (IoT) menjadi solusi dengan memainkan peran penting dalam mengamati dan memantau proses hemodialisis secara real-time. Prototype sistem berbasis IoT memungkinkan pengelolaan jarak jauh dan pengiriman data yang terkait dengan penanganan pasien. Sistem ini terintegrasi ke dalam platform web, menciptakan layanan yang terpadu dan terpusat. Dengan bantuan IoT, proses hemodialisis dapat melakukan pengisian cairan secara otomatis sebelum terjadi kekosongan pada galon acid dan bicarbonate.
Hemodialisis terhubung menggunakan mikrokontroler, sensor, aktuator, dan konektivitas internet untuk mengumpulkan data. Data ini akan ditransmisikan ke platform web melalui protokol Message Queuing Telemetry Transport (MQTT). MQTT berperan dalam mengirimkan data dari sensor kepada petugas rumah sakit, dokter, dan kerabat pasien agar dapat mengakses langsung kondisi pasien selama berjalannya proses cuci darah.
Sistem akan mengumpulkan dan memproses berbagai parameter melalui sensor yang diimplementasikan. Sensor ultrasonik digunakan untuk mendeteksi data yang kemudian diolah oleh sensor waterflow untuk mengukur kecepatan aliran air dalam satuan liter per menit, memfasilitasi informasi penting seperti pembacaan jarak atau batas atas dan batas bawah cairan. Data yang terdeteksi oleh sensor meliputi debit air, jarak, batas atas dan bawah cairan, tekanan darah pasien, serta aliran darah. Informasi dari data tersebut diolah untuk menghasilkan informasi mengenai nilai tekanan darah (sistol dan diastol), aliran darah, temperatur dialisat, konduktivitas cairan dialisat, level cairan acid, status pompa, dan debit cairan disajikan pada antarmuka untuk mempermudah pembaca, dan dapat diakses melalui platform web.
Dengan prototype sistem berbasis IoT pada mesin hemodialisis ini mampu mengurangi dampak negatif yang terjadi selama proses cuci darah, khususnya terkait kekurangan cairan acid dan bicarbonate. Sistem ini dapat memantau untuk memastikan pasokan cairan tersebut terjaga pada tingkat yang optimal, menghindari situasi kehabisan yang dapat mempengaruhi proses pengobatan dan kenyamanan pasien.
Datacakra sebagai perusahaan penyedia layanan Industri 4.0 yang menyediakan berbagai solusi industri, termasuk di antaranya prototype IoT disektor kesehatan. Datacakra melayani berbagai klien korporasi di berbagai sektor, mulai dari pertambangan, manufaktur, kesehatan, hingga militer. Hingga tahun 2022, Saat ini, tim Datacakra terdiri dari lebih dari 30 tenaga lokal, di mana 90% dari mereka adalah engineer. Kami tersebar di empat kantor di Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Bandung.
Datacakra
Penyedia Solusi Industri 4.0
datacakra.com
reza@datacakra.com
Sumber:
[1]https://www.voaindonesia.com/a/mencegah-penyakit-ginjal-kronis-melalui-deteksi-dini/6995886.html
[2]Y. Aprinaldi., &D. I. Saputra. (2021). Sistem pemantauan dan pengisian cairan pada mesin hemodialisa berbasis IoT dengan protokol MQTT. JITEL (Jurnal Ilmiah Telekomunikasi, Elektronika, dan Listrik Tenaga). 1. 9-16. 10.35313/jitel. Vol. 1, No. 1, pp 9-16.
[3] I. Jaya and M. Ilham,(2019) “Sistem Monitoring Supply Air Pada Aalat Hemodialisa Berbasis Arduino Uno ATmega 328,” J. LITEK J. List. Telekomun. Elektron., vol. 16, no. 2, pp. 48–51.
[4]A. A. Sahifa., R. Setiawan., dan M. Yazid. (2020). Pengiriman Data Berbasis Internet of Things untuk Monitoring Sistem Hemodialisis Secara Jarak Jauh. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, pp. 209-214.