Sistem Pemantau Kondisi Tanah Pertanian berbasis IoT

Sektor pertanian sendiri memiliki beberapa subsektor, antara lain subsektor tanaman pangan atau tanaman bahan makanan (lebih dikenal dengan pertanian rakyat), subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan, serta subsektor perikanan. Subsektor perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis sangat tinggi. Pentingnya pemantauan pH dalam meningkatkan kualitas tanah sangatlah penting bagi kesuksesan usaha perkebunan, terutama pada sektor perkebunan yang memiliki kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Badan Pusat Statistik mencatat bahwa kontribusi sektor pertanian, termasuk tanaman perkebunan, mencapai 12,40% terhadap PDB. Faktor kunci dalam menentukan kesuksesan usaha perkebunan adalah kesuburan tanah. Setiap daerah memiliki tingkat kesuburan yang berbeda tergantung pada jenis tanah dan letak geografisnya. Oleh karena itu, pemahaman akan tingkat kesuburan tanah menjadi krusial. Namun, banyak usaha pertanian gagal karena kurangnya pemahaman tentang kesuburan tanah untuk jenis tanaman tertentu.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan inovasi dalam pemantauan kondisi lingkungan pertanian, terutama kondisi tanah. Salah satu inovasi yang dapat membantu adalah sistem pemantauan berbasis Internet of Things (IoT). Dimana sistem ini memungkinkan para petani untuk memantau kondisi tanah secara langsung melalui fitur monitoring yang dapat diakses secara online.

Pemantauan pH tanah memiliki peran krusial dalam upaya meningkatkan kualitas tanah secara keseluruhan. Dengan mengetahui tingkat keasaman atau kebasaan tanah, para petani dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga keseimbangan pH dan memperbaiki kondisi tanah yang kurang optimal. Ketidakseimbangan pH tanah dapat berdampak serius pada pertumbuhan tanaman. Tanaman tertentu mungkin tidak dapat berkembang secara optimal dalam kondisi pH tertentu, sehingga menyebabkan penurunan hasil panen dan kualitas produk perkebunan. Hubungan erat antara kandungan pH tanah dan kualitas panen membuat pemantauan pH menjadi aspek yang sangat penting dalam manajemen perkebunan yang efektif.

Salah satu fitur penting dalam sistem pemantauan pH tanah adalah kemampuannya untuk mendeteksi kandungan pH tanah dan kondisi lingkungan lainnya. Sistem yang telah dikembangkan terdiri dari beberapa sensor yang dirancang untuk mengumpulkan informasi terkait kondisi lingkungan, diantaranya sensor suhu dan kelembaban udara, sensor pH, sensor kelembaban tanah, dan sensor intensitas cahaya. Data dari sensor-sensor tersebut dikirim ke server lokal melalui jaringan nirkabel untuk disimpan dalam database menggunakan protokol Message Queuing Telemetry Transport (MQTT). Data tersebut kemudian diolah dan ditampilkan melalui sebuah dashboard yang dapat diakses melalui platform web dan aplikasi smartphone.

Implementasi sistem ini tidak hanya memberikan manfaat langsung dalam meningkatkan kualitas produksi dan kualitas panen, tetapi juga membantu petani menghadapi tantangan. Sistem ini memungkinkan petani untuk memantau kondisi tanah secara langsung dan real-time, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan produksi.

Dengan pemantauan kondisi pH tanah yang lebih efisien dan akurat, petani dapat mengoptimalkan usaha pertanian mereka dan meningkatkan produktivitas dengan menyesuaikan praktik perkebunan, seperti penggunaan pupuk atau irigasi, untuk menciptakan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, pemantauan pH tanah juga memungkinkan petani untuk mengambil tindakan preventif atau korektif lebih cepat jika terjadi perubahan kondisi tanah yang dapat memengaruhi produksi. Sebagai perusahaan penyedia layanan Industri 4.0, Datacakra menyediakan berbagai solusi industri, termasuk diantaranya pemantauan pH tanah untuk pengawasan secara real-time terhadap kondisi tanah dalam kondisi optimal.

Sumber:
[1]https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/10/16/sektor-pertanian-sumbang-124-pdb-2022-subsektor-apa-terbesar.
[2] Ambarwari, A., Dewi Kania Widyawati, & Anung Wahyudi. (2021). Sistem Pemantau Kondisi Lingkungan Pertanian Tanaman Pangan dengan NodeMCU ESP8266 dan Raspberry Pi Berbasis IoT. Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem Dan Teknologi Informasi), 5(3), 496 – 503. https://doi.org/10.29207/resti.v5i3.3037
[3] Dermawan, A. D. (2022). Sistem Monitoring Ph Tanah Pada Perkebunan Nanas Berbasis Internet Of Things (IoT). Seminar Nasional Industri dan Teknologi (SNIT), Politeknik Negeri Bengkalis, hal. 430-449.
[4] Karamina, H., Fikrinda, W., & Murti, A. T. (2017). Kompleksitas pengaruh temperatur dan kelembaban tanah terhadap nilai pH tanah di perkebunan jambu biji varietas kristal (Psidium guajava l.) Bumiaji, Kota Batu. Jurnal Kultivasi, 16(3), 430-434. DOI: https://doi.org/10.29207/resti.v5i3.3037
[5] Sari, D. M., Jumardi, J., & Rasjid, N. (2022). Protoptype Pengairan Sawah dan Monitoring Kualitas PH Tanah Berbasis IOT. Infotek: Jurnal Informatika dan Teknologi, 5(2), 240-251. DOI: https://doi.org/10.29408/jit.v5i2.5749
[6] Sinambela, L. E. P. D., Mahmudin, A., & Auliasari, K. (2020). PENERAPAN IoT (Internet of Thing) TERHADAP SISTEM PENDETEKSI KESUBURAN TANAH PADA LAHAN PERKEBUNAN. JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika), 4(2), 207-213.
[7] Ramadan, S. M., Asriyadi, A., & Bastian, A. (2023). Rancang Bangun Sistem Pemantauan dan Kendali Kebun Hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) Berbasis IoT. Seminar Riset Mahasiswa – Computer & Electrical (SERIMA-CE), 1(1), 149-158.