
Struktur bendungan merupakan salah satu elemen penting dalam infrastruktur air yang didesain untuk menampung dan mengalirkan air dari hulu ke hilir guna memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Peran bendungan sangat beragam, mencakup penyediaan air irigasi untuk sektor pertanian, area pariwisata, dan lahan kering, serta menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) serta pasokan air bersih untuk kebutuhan minum dan domestik lainnya. Walaupun memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, pada umur hidup bendungan juga berpotensi menjadi sumber bencana jika terjadi kerusakan infrastruktur atau kegagalan operasional.
Kerusakan hingga Kegagalan pada struktur bendungan bisa diakibatkan oleh berbagai faktor. Beberapa penyebab utama kegagalan meliputi kebocoran air (seepage), kelebihan aliran air (overtopping), stabilitas lereng (slope stability), serta faktor lain seperti gempa, likuifaksi, atau sabotase. Dari sekian faktor tersebut, kebocoran air seringkali menjadi penyebab utama kegagalan bendungan, menyumbang sekitar 43% dari total kegagalan.Dampak yang ditimbulkan dari retakan pada bendungan dapat memiliki dampak serius terhadap kualitas air yang disimpan dan dialirkan melalui bendungan. Beberapa dampak yang terjadi diantaranya:
- Kontaminasi Air: Retakan pada bendungan dapat menjadi jalur masuk bagi kontaminan dari lingkungan sekitarnya ke dalam air yang disimpan, mengancam kualitas air dan kesehatan manusia.
- Perubahan Kandungan Kimia: Retakan bisa memungkinkan air berinteraksi dengan material bangunan, mengubah kandungan kimia air dan menimbulkan risiko kesehatan.
- Kerusakan Lingkungan: Retakan dapat mengakibatkan kebocoran air yang tidak terkontrol, menyebabkan erosi tanah dan merusak habitat alami.
- Krisis Air: Retakan yang signifikan dapat menyebabkan kehilangan besar-besaran air yang disimpan, menciptakan krisis air di wilayah yang bergantung pada bendungan tersebut.
- Potensi Bencana Bagi Manusia: Retakan yang parah dapat mengancam keselamatan manusia dengan memicu bencana banjir atau runtuhnya bendungan.
Faktor risiko kegagalan bendungan dapat dideteksi sedini mungkin dengan melakukan pemantauan secara berkala pada bandungan. Internet of Things (IoT) membantu dalam memahami dan memantau risiko serta penyebab kegagalan kegagalan infrastruktur bendungan. Dengan sensor-sensor yang terpasang pada struktur bendungan dapat terus memantau berbagai parameter, seperti tekanan air, kebocoran, suhu, dan gerakan tanah di sekitarnya. Data yang dikumpulkan oleh sensor-sensor ini dapat dikirim secara real-time ke pusat pengendalian atau sistem manajemen bendungan.
Melalui analisis data yang dilakukan oleh sistem IoT, petugas dan pengelola bendungan dapat mendeteksi potensi masalah atau kerusakan pada tahap awal. Misalnya, ketika sensor mendeteksi peningkatan tekanan air yang tidak biasa, yang mungkin menunjukkan adanya kebocoran atau peningkatan risiko kelebihan aliran air (overtopping). Sistem dapat memberikan peringatan dini kepada operator untuk mengambil tindakan pencegahan atau perbaikan yang diperlukan.
Dengan IoT dalam pemantauan bendungan, memberikan manfaat dengan memungkinkan pemantauan real-time terhadap kondisi bendungan, deteksi dini terhadap potensi kegagalan, analisis data untuk perencanaan pemeliharaan yang lebih efektif, peningkatan efisiensi operasional, dan meningkatkan keamanan struktur bendungan. Selain itu, data yang dikumpulkan oleh sensor IoT juga dapat digunakan untuk menganalisis tren jangka panjang terkait kinerja dan kondisi struktur bendungan. Hal ini memungkinkan petugas untuk memahami secara lebih mendalam faktor-faktor penyebab kegagalan bendungan, seperti korosi atau penurunan stabilitas lereng, dan merancang strategi pemeliharaan yang lebih efektif.
Sebagai penyedia layanan Industri 4.0, Datacakra menawarkan solusi IoT terhadap pemantauan kondisi pada bendungan. Solusi yang ditawarkan bersifat scalable, fleksibel dan dan mudah diimplementasikan, dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis serta diterapkan pada sistem yang sudah ada, memberikan fleksibilitas finansial bagi perusahaan.
Datacakra
Penyedia Solusi Industri 4.0
datacakra.com
reza@datacakra.com
Sumber:
[1]Buldan, R., dkk. (2021). Analisis Rembesan Terhadap Keamanan Bendungan Kedung Ombo Di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Junral Teknik Hindraulik.
DOI: https://doi.org/10.32679/jth.v12i2.657
[2]Andrean, R., Suripin, & Sriyana, I. (2022). Analisis Probabilitas Kegagalan Bendungan Pacal Menggunakan Metode Event Tree Analysis. Borneo Engineering: Jurnal Teknik Sipil, 6(2), 117–130. https://doi.org/10.35334/be.v1i2.2652
[3]Koven, W., Riza, M., & Setiyarto, Y. D. (2020). Pemodelan Hydraulic Fracture pada Saat Pengisian Waduk Pertama Bendungan Rockfill. CRANE: Civil Engineering Research Journal, 1(1), 37–46.